Maju mundurnya program pembangunan dunia pendidikan, terletak pada ketersediaannya tenaga pendidik yang kredibel, profesional dan proporsional serta adanya sarana dan prasarana pendukung lainnya, terutama gedung sekolah yang memadai, aman dan nyaman digunakan untuk proses belajar mengajar ( PBM ).
Menurut data di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga ( Disdikpora ) Kabupaten Cianjur, terdapat sekitar 650 ruang kelas Sekolah Dasar ( SD ) dan Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) tahun 2025, dalam keadaan rusak dan tidak dapat digunakan untuk PBM.
Dikatakan Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur, H. Ruhly Solehudin, S.Ag, M.Si, ada 500 ruang kelas SD dan 150 ruang kelas SMP membutuhkan perbaikan dengan segera.
" Ada 500 ruang kelas SD dan 150 ruang kelas SMP yang rusak berat, dan dibutuhkan segera perbaikan," ujarnya kepada awak media. Selasa 27/05/2025.
Kata Ruhly, rusaknya ratusan ruang kelas tersebut disebabkan berbagai faktor, mulai dari bangunan yang sudah lama, cuaca hingga bencana alam. Adapun anggaran untuk perbaikan ruang kelas rusak berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ( APBD ) Kabupaten Cianjur, Bantuan Keuangan Provinsi ( Banprov ), Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN ) atau Dana Alokasi Khusus ( DAK ) dan bisa mengajukan dari Corporate Social Responbility ( CSR ) serta bisa dari pihak lain yang peduli pendidikan.
" Untuk DAK, kita alokasikan sesuai desk yang terakhir tahun ini minimal Rp. 60 milyar untuk perbaikan ruang jelas SD dan SMP yang rusak," jelasnya.
Sementara untuk Banprov, pihaknya belum mendapat informasi. Ruhly yakin dengan afanya kebijakan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dapat mengutamakan kepada sarana prasarana
Kabupaten Cianjur.
" Kita dari APBD Cianjur hasil relokasi anggaran, Disdikpora mendapatkan tambahan biaya Rp. 10 milyar," jelasnya.
" Nantinya anggaran ini digunakan untuk pembangunan sekolah, seperti ruang kelas baru ( RKB ), toilet, rehab, dan kebutuhan mebeler," imbuhnya.
Dikatakannya, sesuai arahan ada skala prioritas setiap kecamatan, Disdikpora tidak bisa meninggalkan satu-satu, tapi ada skala prioritas. Kecamatan mana yang paling urgent.
" Kalau ada kerusakan sedikit-sedikit, itu bisa ditanggulangi dari dana BOS," pungkasnya.
Subur.