Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Pemuda Karya (IPK) Kota Medan secara resmi menyatakan dukungan terhadap langkah tegas Kapolres Belawan, AKBP Oloan Siahaan, dalam menangani tawuran yang terjadi di Medan Belawan pada Minggu (4/5) dini hari.
Benny Sihotang, Ketua DPD IPK Medan yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sumut, dalam konferensi pers di kantor DPD IPK Medan, Rabu (7/5) menegaskan bahwa aksi cepat polisi berhasil mencegah eskalasi kekerasan yang melibatkan puluhan pemuda bersenjata tajam.
“Mereka membawa senjata tajam dan bahkan memasuki area jalan tol. Situasi ini sangat membahayakan keselamatan publik. Dalam kondisi darurat, polisi bertindak sesuai protokol untuk melindungi masyarakat. Sayangnya, satu pemuda tewas tertembak, dan dua lainnya terluka,” ujarnya.
IPK Medan mengapresiasi ketegasan Kapolres dalam menerapkan UU Darurat No. 12 Tahun 1951 tentang senjata tajam, yang ancaman hukumannya mencapai 10 tahun penjara. Benny juga meminta Kapolda Sumut dan Kapolri untuk tidak menonaktifkan AKBP Siahaan.
“Beliau contoh pemimpin berintegritas yang bertindak demi keamanan warga. Menonaktifkannya justru melemahkan semangat penegakan hukum,” tegas Benny didampingi Direktur LBH Kota Medan Rizki Nainggolan SH,M.kn, Jhon Kennedy Simangunsong, Berman Sihotang, SH,.
Sebagai bentuk simpati, Benny menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan harapan agar yang terluka cepat pulih. “Kami tetap mendukung langkah hukum yang adil, tetapi juga menghargai dedikasi aparat yang melindungi masyarakat,” tutupnya.
Terpisah, Polres Pelabuhan Belawan menangkap 9 pelaku tawuran di Jalan Stasiun, Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Selasa malam, 6 Mei 2025. Tawuran ini, menyebabkan Kapolsek Belawan, AKP Ponijo terluka.
"Saat itu saya sedang berusaha membubarkan tawuran. Tapi ada yang melempar batu sehingga kena bagian bawah hidung saya," kata Ponijo kepada Wartawan pada Rabu (7/5/2025).
Pelaku tawuran menyasar melempari Kapolsek Medan Belawan, AKP Ponijo dilempar batu hingga berlumuran darah dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Angkatan Laut, Dr. Komang Makes Belawan untuk mendapatkan perawatan intensif.