Memasuki tahun pelajaran baru 2025/2026, Pemerintah Kabupaten ( Pemkab ) Cianjur, menetapkan kuota siswa baru dari keluarga miskin melalui jalur afirmasi pada sistem penerimaan murid baru ( SPMB ) tahun 2025 untuk SD dan SMP sebesar 20 persen.
Pemkab Cianjur mengintruksikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga ( Disdikpora ) Kabupaten Cianjur, pada saat proses SPMB untuk melakukan pengawasan ekstra ketat. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Bupati Cianjur, dr. Mohammad Wahyu Ferdian mengatakan, pada proses SPMB tahun 2025, tidak terjadi pelanggaran prosedur. Semua pimpinan jenjang satuan pendidikan agar mematuhi semua aturan yang telah ditetapkan pemerintah.
Bupati intruksikan Disdikpora benar-benar melakukan pengawasan ekstra ketat, jangan sampai ada sekolah melakukan pelanggaran selama proses SPMB berlangsung, termasuk 20 persen jalur afirmasi.
Wahyu menegaskan, pihak sekolah jangan coba-coba mengutak ngatik kuota khusus, siswa afirmasi menjadi prioritas pemerintah untuk mendapatkan bantuan biaya pendidikan demi peningkatan kualitas pendidikan.
Sementara itu, Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur, Ruhly Solehudin menyatakan bahwa SPMB untuk SD dan SMP terdapat beberapa jalur, ada jalur
domisili, prestasi, afirmasi, dan ada jalur mutasi.
" Pada SPMB SD, jalur prestasi dihilangkan," kata Ruhli. Rabu 11/06/2025.
Kata Ruhly, penerimaan siswa SD jalur domisili sebesar 80 persen, afirmasi 15 persen, dan jalur mutasi 5 persen. Untuk SMP, kuota jalur domisili sebesar 45 persen, prestasi 30 persen, afirmasi 20 persen, dan jalur mutasi 5 persen.
Ruhly berharap, kuota afirmasi aman dan tidak disalahgunakan, serta tidak diambil oleh siswa yang bukan haknya.
" Setiap sekolah pada proses SPMB semuanya sama, tidak ada sekolah favorit atau elite, dan untuk siswa afirmasi yang diterima masing-masing sekolah masuk dalam data utama penerima bantuan," pungkasnya.
Subur