*Pangandaran –** Di bawah langit biru pesisir selatan, sebuah perhelatan budaya yang sarat makna kembali digelar. *Batuhiu Culture Festival 2025*, acara tahunan yang telah menjadi ikon budaya Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, akan digelar selama tiga hari penuh, mulai tanggal **25 hingga 27 Juni 2025** di kawasan objek wisata **Batu Hiu**. Kegiatan ini tidak hanya dinanti oleh warga lokal, tetapi juga mulai menarik perhatian wisatawan domestik hingga mancanegara.
Dengan mengusung tema *"Ruat Jagad Sila Amparan"**, festival ini menjadi simbol kuat rasa syukur masyarakat atas limpahan rezeki dari alam dan pariwisata yang berkelanjutan. Dalam bahasa lokal, "Ruat Jagad" *menggambarkan filosofi *“ngurus lembur”*—yakni menjaga, merawat dan melestarikan alam serta kehidupan masyarakat sedangkan "Sila Amparan" menggambarkan semangat kebersamaan dan kesetaraan—di mana seluruh elemen masyarakat duduk bersama tanpa sekat antara pejabat dan rakyat. Tema ini sekaligus merepresentasikan nilai luhur gotong-royong, persatuan, dan penghormatan terhadap alam.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Batuhiu, **Jajat Sudrajat**, saat ditemui di kediamannya di Batuhiu pada Kamis (12/6/2025), menyampaikan bahwa festival ini bukan hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga wadah untuk memperkuat jalinan sosial dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada dunia luar.
> *"Acara ini bukan sekadar selebrasi budaya, tetapi juga bentuk syukur atas anugerah alam dan pariwisata. Harapannya, Batuhiu Culture Festival bisa menjadi magnet yang menarik kunjungan wisatawan sekaligus mengedukasi mereka tentang nilai-nilai kearifan lokal kami,"* ujar Jajat.
Selama tiga hari pelaksanaan, pengunjung akan disuguhi rangkaian acara yang beragam, meriah, dan sarat nilai edukatif. Festival dibuka dengan **Gaplehan**, hiburan rakyat yang menghadirkan seni musik tradisional dan pertunjukan rakyat yang menggugah semangat kebersamaan. Dilanjutkan dengan **Festival Layang-Layang Tradisional (Sasawangan)**, di mana langit Batu Hiu akan dihiasi warna-warni karya kreatif dari peserta lomba.
Tak hanya itu, ada pula **Tabligh Akbar** sebagai momen spiritual yang mengajak refleksi dan doa bersama untuk keberkahan desa. Malam hari akan dihidupkan oleh **Pawai Obor**, simbol semangat dan penerangan batin masyarakat dalam menjaga warisan budaya.
Salah satu acara yang paling dinantikan adalah **Kirab Budaya**, sebuah prosesi adat yang menampilkan pakaian tradisional, simbol-simbol kearifan lokal, serta **pelarungan air dari 10 mata air** di Kecamatan Parigi ke laut lepas sebagai bentuk penyucian dan persembahan kepada alam.
Puncak acara akan berlangsung pada **malam Sabtu**, ditandai dengan **pembagian hadiah** kepada para peserta lomba dan ditutup dengan **hiburan rakyat Ronggeng**, tarian tradisional yang menggugah semangat dan menjadi ajang interaksi budaya antara warga dan wisatawan.
Festival ini merupakan bentuk nyata sinergi antara pelestarian budaya dan pengembangan sektor pariwisata. Dengan konsep yang ramah keluarga dan penuh edukasi, Batuhiu Culture Festival mengajak wisatawan untuk tidak hanya menikmati keindahan pantai, tetapi juga menyelami nilai-nilai luhur masyarakat pesisir.
Melalui kegiatan ini, Desa Ciliang menunjukkan bahwa tradisi bukanlah penghalang kemajuan, tetapi justru pondasi kuat untuk membangun pariwisata yang berkelanjutan dan berakar pada identitas lokal.
Sys-Pnd