Cerita di Balik SMPN 7 Sukanagara Dari 11 Ruang Kelas Yang Dimiliki Hanya 2 Kelas Digunakan Untuk KBM

Cianjur. Wartatnipolri.net-
Sekolah Menengah Pertama Negeri ( SMPN ) 7 Sukanagara, Kabupaten Cianjur, tahun 2012 mendapat bantuan dana hibah dari Australia, untuk pembangunan gedung SMPN 7 Sukanagara sebanyak 11 ruang kelas.

Menurut keterangan Kepala Sekolah yang diwakili Iwan, selaku Wakil Kepala Sekolah SMPN 7 Sukanagara mengatakan, sekolahnya mendapat dana hibah dari Australia.

" Semula SMPN 7 Sukanagara hanya memiliki 8 kelas, berkat bantuan dana hibah dari Australia, maka di bangun menjadi 11 ruang kelas. 8 kelas ruang belajar siswa, satu ruang untuk Kepala Sekolah dan guru, satu ruang untuk Leb IPA, dan satu lagi untuk tiolet dan mushola.
Iwan mengatakan, pembangunan tersebut, menyita waktu satu tahun. Maka berdirilah Gedung SMPN 7 Sukanagara yang cukup megah. Tahun 2013  sekolahpun sudah dapat digunakan untuk kegiatan belajar siswa.

Namun beberapa tahun kemudian, mengalami kerusakan, terutama pada bagian flapon hingga atap sekolah. Material kayu yang digunakan, kualitasnya jauh di bawah standar. Sehingga pada lapuk, genteng berserakan dan banyak yang jatuh. Pada akhirnya ruang kelas tersebut tidak dapat digunakan untuk Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) hingga sekarang.

Iwan juga menerangkan, bahwa tahun 2024 pihaknya mendapat bantuan dana dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga ( Disdikpora ) Kabupaten Cianjur melalui Bidang SMP, untuk renovasi dua ruang kelas. " Alhamdulillah sudah kami manfaatkan untuk Proses Belajar Mengajar," Kata Iwan 28/07/2025.

Masih kata Iwan, tahun 2025 sekarang, pihaknya akan mendapat bantuan dana lagi, untuk renovasi dua ruang kelas. 

" Tahun ini kami dapat bantuan untuk renovasi dua ruang kelas lagi. Kalau tidak ada perubahan jadwal, bulan September 2025, anggarannya cair," akunya.

Sementara itu Kepala Bidang ( Kabid ) SMP pada Disdikpora Kabupaten Cianjur, Helmy Halimudin membenarkan terkait kerusakan bangunan yang dialami SMPN 7 Sukanagara.
Ketika pembangunan SMPN 7 Sukanagara tahun 2012 yang menggunakan bantuan dana hibah dari Australia, terdapat kesalahan patal. Terutama pada pembangunan atap. Semua material menggunakan kayu, dan gentingnya, genting metal.

" Seharusnya pembangunan atas sekolah itu menggunakan rangka baja ringan, bukan menggunakan kayu. Terjadi ketidak cocokan, sehingga mudah rusak. Karena untuk menyambung dan menahan kayu menggunakan baut dan skrup. ( bukan paku ). Akibatnya seperti apa yang kita lihat," kata Helmy.

Karena keterbatasan anggaran, tahun ini pihaknya hanya bisa merenovasi dua ruang kelas lagi. " Tahun 2024 kami sudah merenovasi dua ruang kelas, dan tahun ini akan merenovasi dua ruang kelas lagi," ungkapnya.

" Mudah-mudahan tahun berikutnya diharapkan semua ruang kelas di SMPN 7 Sukanagara, bisa dilakukan renovasi total. Kita hanya bisa berharap, anggarannya bisa turun, agar anak-anak bisa belajar normal kembali seperti biasa," pungkasnya.

Jurnalis subur
Editor bah de

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama