Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diwilayah kecamatan Cidaun kabupaten cianjur tepat nya di Dapur MBG kampung Sedekan Desa Mekarlaksana, kembali menuai sorotan keras publik. Program nasional yang digadang-gadang pemerintah pusat untuk memperbaiki kualitas gizi pelajar ini justru dinilai
melenceng jauh dari tujuan, menyusul menu yang diterima siswa dianggap tidak layak dan jauh dari standar gizi seimbang.
Hasil penelusuran awak media mengungkap,banyak orang tua siswa mengeluhkan kualitas serta menu makanan yang tidak sesuai dengan anggaran yang seharusnya. Makanan yang di saluran untuk menerima manfaat hanya menerima Susu kemasan,apel dan Roti Fakta ini langsung memicu kekecewaan kepada orang tua wali murid.
“Iya, kemarin hanya dapat Susu kemasan roti dan apel ( tiga jenis) ungkap salah satu wali murid dengan nada kecewa.
Menu tersebut dinilai tidak sesuai dengan yang seharusnya di berikan kepada anak penerima BMG dan tidak sesuai dengan anggaran yang seharusnya.terlebih bagi anak usia sekolah yang membutuhkan asupan nutrisi seimbang untuk mendukung pertumbuhan dan konsentrasi belajar.
Sejumlah wali murid menaksir, jika dikonversi ke nilai rupiah, sajian tersebut hanya bernilai sekitar Rp4.500 hingga Rp5.000 per porsi. Angka ini memantik tanda tanya besar di tengah masyarakat, mengingat anggaran MBG dari pemerintah disebut berkisar Rp10.000 hingga Rp15.000 per siswa.
Selisih yang cukup signifikan itu dinilai tidak masuk akal, sekaligus memunculkan kecurigaan serius terkait pengelolaan anggaran dan transparansi dapur MBG.
Secara regulasi, program MBG dirancang untuk memenuhi unsur gizi seimbang, meliputi makanan pokok, lauk berprotein, sayuran, buah, serta minuman sehat seperti susu. Namun, fakta di lapangan menunjukkan realitas yang bertolak belakang.
Menu roti dan pisang tanpa protein, tanpa sayuran, dan tanpa susu dinilai tidak memenuhi standar minimal gizi, bahkan terkesan hanya formalitas pelaksanaan program.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan serius mengenai alur penggunaan anggaran, lemahnya pengawasan, serta komitmen SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) dalam menjalankan amanat negara.
Alamsyah
