JAWA BARAT - Malam itu terasa penuh semangat. Jajaran TNI-Polri, perwakilan Forkopincam, BPP (Badan Penyuluhan Pertanian), dan para Kepala Desa berkumpul dalam sebuah rapat penting. Agenda utama mereka bukanlah membahas isu keamanan, melainkan sebuah persoalan yang menyentuh langsung hajat hidup masyarakat: pembenahan pintu air yang rusak.
Pintu air di wilayah Ciroke selama ini menjadi nadi utama pengairan sawah warga. Namun, kondisinya yang rusak parah menyebabkan petani kesulitan mendapatkan air, terutama di musim tanam. Persoalan ini tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Di sinilah sinergitas menunjukkan perannya.
Kapolsek Pabedilan AKP Mulyadi,SH ya g di wakili Leh Kanit Samapta Aiptu Rajimin dalam sambutannya menegaskan, “Masalah ini adalah masalah kita bersama. TNI-Polri tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga harus hadir di tengah-tengah masyarakat, membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi.” Senada dengan Kapolsek, perwakilan Koramil juga menyatakan kesiapan penuh personelnya untuk bergotong royong.
Diskusi berjalan hangat dan produktif. Perwakilan dari BPP memberikan data teknis terkait luasan sawah yang terdampak, sementara para Kepala Desa menyampaikan aspirasi dan keluhan para petani. Mereka bersama-sama merumuskan langkah-langkah konkret. Mulai dari pendataan material yang dibutuhkan, pembagian tugas, hingga penentuan jadwal gotong royong.
Rapat ini tidak hanya sekadar pertemuan, tetapi sebuah bukti nyata bahwa ketika semua elemen bersatu, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Kolaborasi TNI-Polri, Forkopincam, BPP, dan Pemerintah Desa ini menjadi contoh ideal bagaimana pemerintah dan aparat bisa bekerja sama secara efektif untuk kesejahteraan rakyat. Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, pembenahan pintu air yang rusak di Ciroke akan segera terwujud, memastikan sawah-sawah warga kembali teraliri, dan kehidupan petani pun menjadi lebih baik.
SOFIYAN
REDAKTUR