Wartawan Klarifikasi dan Minta Maaf Terkait Pemberitaan Pasar Malam, Ketua SIMPE Nasional Angkat Bicara

Sumedang – Kamis, 7 Agustus 2025
Seorang wartawan media online di Kabupaten Sumedang akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka terkait pemberitaan yang sempat menimbulkan kontroversi dan dinilai merugikan sejumlah pihak. Pemberitaan tersebut menyangkut alur tanggung jawab berkas pengelolaan pasar malam yang sempat viral di media sosial.

Klarifikasi ini resmi digelar di Aula Kantor Kecamatan Tanjungsari, disaksikan oleh Camat Tanjungsari Deni Sopandi Nurdin, Kepala Desa Tanjungsari Ery, serta perwakilan unsur keamanan dari Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Hadir pula Ketua Umum Solidaritas Insan Media Penulis (SIMPE) Nasional, Edi Sutiyo, yang bertindak langsung sebagai mediator dalam proses klarifikasi tersebut.

Dalam video klarifikasi yang diputar dalam forum, sang wartawan mengakui bahwa pemberitaan sebelumnya tidak sepenuhnya berlandaskan kerja jurnalistik yang sesuai kaidah. Ia menyebutkan bahwa isi berita didasarkan pada unggahan foto milik salah seorang tokoh masyarakat, yang kemudian ia tafsirkan secara pribadi tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu.

“Saya minta maaf kepada pihak-pihak yang telah dirugikan atas pemberitaan saya tentang alur-alur tanggung jawab berkas pasar malam. Berita tersebut saya ambil berdasarkan foto, bukan dari hasil liputan jurnalistik,” ungkapnya.

Langkah korektif pun telah diambil, mulai dari pembuatan berita klarifikasi, penyampaian hak jawab, hingga penghapusan berita lama dari media sosial dan situs berita online.

 “Saya sudah meminta maaf dan membuat berita klarifikasi. Hak jawab sudah saya sampaikan, dan berita lama saya hapus dari Instagram dan media online,” tambahnya.

Menanggapi kejadian ini, Edi Sutiyo, Ketua Umum SIMPE Nasional, menyampaikan pandangannya. Ia menekankan pentingnya etika jurnalistik dan verifikasi informasi sebelum dipublikasikan.

 “Kita semua harus belajar dari kasus ini. Jurnalisme bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga menjaga akurasi, verifikasi, dan tanggung jawab. Kesalahan bisa terjadi, tapi ketika ada kesalahan, yang paling penting adalah berani mengakui, memperbaiki, dan mengambil pelajaran,” tegas Edi Sutiyo di hadapan para pihak yang hadir.

Ia juga mengapresiasi langkah terbuka dari pihak wartawan dan pihak-pihak yang merasa dirugikan, karena memilih jalan damai dan duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan secara beradab.

 “Saya mengapresiasi semua pihak yang telah memilih jalur komunikasi terbuka. Klarifikasi ini menunjukkan bahwa penyelesaian masalah bisa dilakukan dengan kepala dingin, bukan dengan saling menyudutkan,” lanjutnya.

Edi juga mengimbau seluruh insan media, khususnya anggota SIMPE, untuk selalu mengedepankan kode etik dan tanggung jawab sosial dalam setiap pemberitaan.
Sementara itu, Rizal Akbar, mewakili Ibu Dini selaku owner Wahana Putra Pajajaran, menyampaikan bahwa pihaknya menerima permintaan maaf tersebut dan berharap tidak ada lagi pandangan negatif terhadap keberadaan wahana hiburan di tengah masyarakat.

 “Kami ingin Wahana Putra Pajajaran diterima dengan baik oleh masyarakat. Kami berkomitmen memberikan hiburan yang sehat dan turut mendukung ekonomi warga. Tidak ada niat sedikit pun untuk menciptakan kesan buruk,” ucap Rizal.

Kejadian ini menjadi pengingat bahwa media memiliki peran strategis dalam membentuk opini publik. Oleh karena itu, tanggung jawab moral dan profesionalisme harus selalu diutamakan. Langkah klarifikasi ini diharapkan bisa meredam polemik, memperkuat komunikasi antar pihak, serta menjadi momentum perbaikan bersama ke depannya.

M.Salman
Editor bah de

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama