Program ini semakin kuat dengan adanya alokasi dana ketahanan pangan desa sebesar 20% yang dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pertanian berkelanjutan. Dana tersebut digunakan dalam pengadaan bibit, pupuk, hingga pelatihan pertanian ramah lingkungan, sehingga petani lokal mendapat dukungan menyeluruh dalam peningkatan produksi.
Model kerja sama ini menciptakan hubungan saling menguntungkan. Petani memperoleh kepastian pasar dengan harga yang lebih layak, sementara BUMDes mendapatkan bahan baku berkualitas untuk didistribusikan. Tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, program ini juga turut memperhatikan keberlanjutan lingkungan melalui pemanfaatan potensi alam secara optimal.
Direktur BUMDes Tandang Jaya, Agis Lutvianda, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi langsung dengan kelompok-kelompok tani di desa. Hasilnya, respon para petani sangat menggembirakan.
“Respon dari para petani sangat positif. Mereka menyambut baik kerja sama ini karena hasil panen mereka akan langsung diserap oleh BUMDes. Tidak hanya itu, kami juga akan mendampingi mereka agar kualitas produksi meningkat,” ungkap Agis.
Sementara itu, Kepala Unit Usaha Penyedia Barang BUMDes, Aryf Hidayatullah, menegaskan bahwa pihaknya berharap program ini tidak hanya berjalan sementara, tetapi dapat terus berlanjut dan memberi dampak luas.“Kami berharap program ini tidak hanya berjalan sesaat, tetapi menjadi program jangka panjang yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua pihak. Dengan kolaborasi yang kuat dan komitmen bersama, kami optimis program ini dapat memperkuat kemandirian ekonomi desa,” ujarnya.
Dengan langkah ini, BUMDes Tandang Jaya bukan hanya hadir sebagai penyelamat pasar bagi petani, tetapi juga menjadi penggerak kemandirian ekonomi desa yang selaras dengan program pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan sejahtera.
M.H