Sukabumi.wartatnipolri.net. Jawa Barat Dalam sistem demokrasi yang sehat, Aktivis dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) memegang peran strategis sebagai kontrol sosial. Keduanya berfungsi mengawasi jalannya roda pemerintahan, mengkritisi kebijakan publik, serta menyuarakan kepentingan rakyat yang kerap tak terdengar oleh kekuasaan.
Lutfi Imnullah Sekjen LSM Rakyat Indoneia Berdaya menyampaikan, Begitu pula dengan LSM. Sebagai representasi masyarakat sipil, LSM sering menjadi jembatan antara rakyat dan kebijakan negara. Melalui kajian, advokasi, hingga pendampingan hukum, LSM memperjuangkan hak-hak warga, terutama kelompok rentan dan termarjinalkan.
Keduanya, aktivis dan LSM, sejatinya merupakan "watchdog" yang menjaga agar kekuasaan tidak melampaui batas.
Tambahnya Aktivis sukabumi, yang sering di sebut bang Sigit menyebutkan dalam praktiknya, dari beberapa LSM menjalankan fungsi tersebut secara konsisten. tapi ada terdapat fenomena yang menunjukkan bahwa sebagian dari mereka mulai kehilangan daya kritis, bahkan cenderung menjadi ''loyalis" kekuasaan.
Dari bebebrapa memilih untuk hanya menampilkan sisi manis pemerintahan tanpa memberi ruang bagi kritik yang membangun. Laporan investigatif tergantikan oleh publikasi seremonial. Independensi tergeser oleh kepentingan pemodal atau ikatan personal dengan elite kekuasaan.
Sementara itu, LSM yang semestinya bersuara lantang terhadap ketimpangan, terkadang lebih memilih posisi aman. Ada yang terlihat aktif hanya saat menjelang pilkada, atau ketika proyek dan hibah tersedia. Di luar itu, suara mereka nyaris tak terdengar, bahkan ketika persoalan serius muncul di tengah masyarakat.
Menjaga Marwah, Memperkuat Peran
Fenomena ini tentu tidak mencerminkan keseluruhan dunia media dan aktivisme sipil. Masih banyak LSM dan aktivis yang menjaga integritasnya, bekerja di lapangan dengan penuh dedikasi dan keberanian.
Namun, realitas ini sekaligus menjadi alarm: bahwa independensi dan idealisme bisa tergerus ketika pengawasan terhadap pengawas itu sendiri mulai lemah.
Karena itu, penting bagi publik untuk ikut menjaga ekosistem informasi dan aktivisme yang sehat. ikut serta dan perlu terus didorong agar kembali menjadi ruang kritis, bukan sekadar corong propaganda. LSM pun harus dikuatkan agar tetap berpihak pada kebenaran dan keadilan, bukan pada relasi kuasa semata.
Transparansi, profesionalisme, dan partisipasi publik adalah kunci sebagaimana tugas kontrol sosial LSM tidak kehilangan arah. Dalam demokrasi yang dinamis, kontrol sosial bukan hanya tugas LSM dan Aktivis—tetapi tanggung jawab kita bersama.
Suganda