*Sinak, Papua* – Di balik pegunungan yang menjulang tinggi dan hutan lebat yang menyelimuti Distrik Mageabume, prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti dari Pos Pintu Jawa menorehkan kisah heroik yang tak akan terlupakan. (22/05)
Dengan langkah tegap dan semangat pantang menyerah, mereka menempuh perjalanan sejauh 700 meter melewati medan terjal dan jalan berbatu untuk menyapa warga Kampung Biondikime.
Bukan sekadar tugas, ini adalah panggilan jiwa—membawa senyum, harapan, dan bukti nyata kehadiran negara di ujung timur Indonesia.
Dibawah pimpinan Letda Inf Risal, para prajurit datang dengan membawa bantuan pakaian layak pakai, disambut oleh sorot mata berbinar warga yang penuh haru. Anak-anak kecil, meski malu-malu, tak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Para orang tua, dengan tangan kasar yang telah lama bekerja keras, menggenggam erat bantuan sambil berucap syukur.
*"Kami tidak punya apa-apa untuk membalas kebaikan ini. Tapi kehadiran mereka membuat kami yakin, kami tidak dilupakan,"* ujar seorang warga dengan suara bergetar, air mata mengalir di pipinya yang keriput.
Letda Inf Risal, dengan suara lantang penuh semangat, menegaskan komitmen Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti: *"Kami di sini bukan hanya untuk menjaga keamanan, tapi juga untuk memastikan bahwa setiap rakyat Indonesia, di mana pun mereka berada, merasakan hangatnya persaudaraan. Pakaian ini mungkin sederhana, tapi di baliknya ada hati kami yang tulus."*
Momen itu menjadi saksi bisu betapa kuatnya ikatan kebangsaan. Di tengah kesederhanaan gereja kayu dan jalan setapak berbatu, para prajurit TNI dan warga saling berpelukan, berbagi cerita, dan tertawa bersama. Ini adalah Indonesia sejati—di mana keberanian, cinta kasih, dan pengorbanan bersatu dalam satu tekad: *Satu Nusa, Satu Bangsa.*