Tiga Tahun Diajukan Tak Kunjung Direspon, Atap Rumah Kakek Rohman Ambruk — Pemerintah Di Mana?

Sumedang,wartatnipolri.net 
Sebuah kejadian memilukan menimpa seorang warga lanjut usia bernama Rohman (86), warga Dusun Babakan Dago, RT 03 RW 04, Desa Cibunar, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Rumah sederhana miliknya ambruk pada bagian atap depan, Rabu (5/11/2025).

Bangunan yang berukuran 4 x 6 meter itu berdiri di pinggir tebing pesawahan, terbuat dari bilik bambu dan kayu tua yang sudah lama rapuh. Saat peristiwa terjadi, Pak Rohman tengah berada di dalam rumah, namun beruntung tidak mengalami luka apapun.

Melihat kondisi tersebut, warga sekitar bersama Ketua RW 04 Ade Herdiana langsung bergerak membantu memperbaiki rumah seadanya dengan cara gotong royong.

“Kami bersama warga bergotong royong untuk memperbaiki rumah Pak Rohman semampunya. Tapi untuk beli alat dan material seperti kayu pun kami masih ngebon dulu ke toko bangunan, karena memang tidak ada biaya,” ungkap Ade Herdiana di lokasi kejadian.

Sementara itu, Kepala Desa Cibunar, Heni Susilawati, menyampaikan bahwa pihak desa sudah mengajukan bantuan perbaikan rumah Pak Rohman sejak tiga tahun lalu ke Dinas Perkim dan Baznas Kabupaten Sumedang, namun belum juga ada realisasi hingga kini.

“Kami dari pemerintah desa sudah mengusulkan rumah Pak Rohman sejak tiga tahun ke belakang ke Dinas Perkim dan Baznas, tapi sampai sekarang belum juga terealisasi. Padahal kondisinya sudah sangat tidak layak huni,” ujar Heni Susilawati.

Ia menambahkan bahwa kondisi rumah Pak Rohman sudah sangat memprihatinkan dan seharusnya menjadi prioritas utama penerima bantuan program Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni).

“Beliau tinggal sendiri, sudah tua, dan rumahnya tanpa tembok, hanya dari bilik bambu. Kami berharap pemerintah segera memberikan bantuan agar beliau punya tempat tinggal yang layak dan aman,” lanjut Heni.

Kini, warga Dusun Babakan Dago hanya bisa berbuat sebisanya. Sementara itu, pemerintah desa berharap kejadian ini membuka mata pemerintah daerah, bahwa masih ada rakyat kecil yang menunggu uluran tangan untuk sekadar memiliki tempat berteduh yang layak.

“Harapan kami, semoga setelah kejadian ini ada perhatian serius dari pihak pemerintah. Kami di desa sudah berupaya maksimal, tinggal menunggu realisasi dari dinas terkait,” pungkas Kepala Desa Cibunar itu.

Kisah Pak Rohman menjadi potret nyata ketimpangan perhatian, di mana sebagian program besar terus berjalan, namun di sisi lain, masih ada warga lansia di pedesaan yang harus menunggu atap rumahnya ambruk lebih dulu agar didengar.
* Tim Liputan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama